Sepeda Terbang

Sepeda Terbang

Suatu hari ada kawan yang bilang ke aku gini, "Fakir miskin dan orang tak mampu dipelihara oleh negara, sedangkan weirdos dan sadbois dipelihara oleh Radityatama". Sepanjang hidupku, rasa-rasanya selalu dikelilingi orang-orang yang imajinasinya terlalu liar, orang-orang yang cara berpikir dan cara memandang dunianya berbeda dari yang lain. Kebanyakan dari mereka juga dicap sebagai orang yang selalu siap berperilaku aneh.

Aku rasa, bukan aku yang memelihara mereka, tapi kami saling memelihara satu sama lain. Aku memelihara mereka karena aku suka dengan liarnya imajinasi mereka, mereka memelihara aku karena aku selalu siap merealisasikan imajinasi mereka. Termasuk imajinasi soal "Sepeda Terbang", yang sayangnya sepedanya ndak terbang sama sekali. Lha trus kenapa dinamain "Sepeda Terbang"? Yaa ndak tau, begitu dapet storyboard dari Biyan, itu judul yang langsung kepikiran di kepalaku. Judul dari Biyan cuman "Film Pendek", dan aku dikasih kebebasan buat kasih judul apa aja. Padahal nih yaa, aku paling payah soal kasih judul. Liat aja judul-judul tulisanku, ndak jelas semua.

Jadi, pada suatu hari yang cerah, Biyan tiba-tiba aja kasih storyboard. Setelah tak baca-baca nih yaa, aku kebingungan dong, apa maksud dan tujuan dari storyboard ini. Ada orang naik sepeda, ada orang boncengan, ada orang berguling-guling. Ternyata, lewat video ini, dia mau berkabar akan kepindahannya ke kota lain. Kenapa ndak bikin video biasa aja sih, ndak usah pake cerita dan drama kayak gini? Jawabannya cuman 1, dan akan selalu sama buat karya yang lain, for the lolz.

Dalam video ini, Biyan bakal jadi orang yang mau pergi meninggalkan kawan dan kota tempat tinggalnya, sedangkan Ravin jadi kawannya yang akan ditinggal. Mereka dalam perjalanan menuju kota yang baru, Landsberg, menggunakan sepeda. Melewati hutan, danau, padang rumput. Di tengah jalan, mereka berdua berdebat tentang kepindahan ini. Biyan ingin hidup yang baru, dan ingin berkarir lebih jauh, sedangkan Ravin ndak mau ditinggal. Apakah ini berdasarkan kisah nyata? Dunno, you decide.

Udahlah, kalian tonton aja videonya yaa.

Gimana? Ra mutu kan? Emang. Namanya juga for the lolz. Selain itu, dari awal brainstorming video ini, sepakat kalo production value-nya harus serendah mungkin. Gimana caranya biar keliatan ndak mutu dan ndak profesional. Bikin supaya yang nonton menyesal telah membuang waktunya selama beberapa menit. Ndak usah pake gimbal, biar kameranya goyang. Akting seadanya, properti seadanya, scene dibikin ndak masuk akal. Mikrofon dipasang tapi ndak usah dicolok, biar isinya suara angin tok. Ndak deng, kalo yang ini aku yang salah, lupa tak colokin.

View this post on Instagram

Padahal termos dan orangnya yang terbang, bukan sepedanya.

A post shared by Fadel Amelza Radityatama (@fadelamelza) on Aug 23, 2020 at 3:14am PDT

Bukannya kami ndak bisa bikin konten yang bagus dengan production value yang tinggi, tapi kami udah bosen dan udah capek berserius dengan konten. Ada masanya di mana video-video ini kualitasnya bagus, menarik, enak dilihat. Tapi masa itu udah lewat, sekarang pokoknya for the lolz. Kalo yang nonton ndak bisa ketawa, seenggaknya kami yang bikin bisa ngetawain diri sendiri. Lagian, kalo bagus terus, takut terkenal trus banyak haters. Kalo udah terkenal, ndak bisa tenang jadi fakboi. Mesti banyak yang menghujat.

Kalo dibilang ndak serius dan ndak totalitas, salah juga. Kami serius kok, serius menjadi yang paling tidak serius. Totalitas dalam ketidak-seriusannya. Kompeten menjadi yang paling ndak kompeten.

Tapi tenang, kamu tetep tak seriusin kok.

Yang Punya Ide:
Biyan Resti Ananta

Yang Dijebak:
Ravin Mizia Rayeok

Yang Cuman Dijadiin Temen Sama Dia:
Fadel Amelza Radityatama

IMG_0266~photo.jpg