Ramadhan Bersama Corona

Ramadhan Bersama Corona

Ramadhan tiba, Ramadhan tiba, Ramadhan tiba. Tiba-tiba Ramadhan~

IMG_9574.jpg

Wah, ndak bisa ndak nyanyi lagu itu tiap Ramadhan datang. Tiap tahun, Ramadhan jadi bulan yang ditunggu-tunggu bagi banyak orang, ndak terkecuali kami anak-anak Clausthal. Ramadhan jadi momen yang cukup menyenangkan, karena ada tradisi saling antar makanan untuk berbuka. Dari jajanan kecil sampek ke nasi bungkus lengkap, dari masakan Jepang sampai ke masakan Eropa semuanya ada. Nanti, habis sholat Hari Raya, diadain masak dan makan bareng, sambil ngobrol-ngobrol gosip terkini.

Tahun ini juga sama, Ramadhan disambut dengan bahagia. Apalagi puasa tahun ini kan bulan Mei, ndak sepanjang dan ndak sepanas puasa di waktu musim panas beberapa tahun yang lalu. Kiriman makanan untuk berbuka juga lancar, ada mi ayam, roti isi, sushi, nasi bungkus dengan berbagai lauk dan sayur, puding oreo, es krim, es buah, dadar gulung, dan banyak lainnya. Hampir tiap hari ada saja plastik yang menggantung di pintu, ndak jarang juga sehari dapat 2-3. Yang kirim? Yaa banyak, sampek ndak tau ini yang kirim siapa aja.

Biasanya, 30 menit sebelum buka udah pada kirim-kirim makanan. Ndak jarang juga, yang lagi kirim-kirim papasan sama orang lain yang juga lagi kirim makanan. Jadinya yaa pada tukeran makanan di taman antara gedung apartemen. Bayangin aja, udah mulai senja, trus ada orang tukeran bungkusan yang ndak keliatan isinya apa. Udah kayak transaksi barang haram aja. Yaa bener sih barang haram, kan masih belom buka, jadi makanannya haram.

Tapi, tahun ini ada yang berbeda. Tahun ini Ramadhan bersama tamu tak diundang, Corona. Yang biasanya beberapa hari sekali ada buka bersama, entah di masjid atau kumpulan anak-anak Indonesia, sekarang ditiadakan. Buka bersamanya lewat server Discord aja. Ndak ada sholat berjamaah juga di masjid karena masih ditutup. Dan dipastikan ndak ada Sholat Ied dan makan-makan juga, padahal ini yang paling ditunggu-tunggu. Kumpul bareng, menjalankan tradisi lebaran kayak di Indonesia. Pada kenyataannya, besok bakal takobal-kobal daring. Sama keluarga di Indonesia juga gitu, udah 5 tahun terakhir ini sungkeman daring terus, jadi ada Corona ataupun ndak ada Corona, tetep sama aja.

Biar bisa tetep "makan bareng", disepakati untuk masak sendiri di rumah lalu dianter-anterin ke anak-anak. Makanannya harus makanan khas lebaran, kayak sambel goreng ati, opor, ketupat, kue kering, dan lainnya. Ide bagus ini, biar lebih kerasa kalo lagi lebaran. Selain itu, aku juga kirim-kirim hampers ke anak-anak. Isinya kue kering dan kartu ucapan. Selain yang di Clausthal, ebberapa temen yang di luar kota juga tak kirimin. Sambil berharap, DHL pengirimannya waktu pandemi gini ndak terganggu. Lha nek basi di tengah jalan kan repot sekali.

Ramadhan dan lebaran yang harusnya jadi momen untuk memangkas jarak antar individu, untuk sekarang ndak bisa diandalkan. Semuanya dipaksa untuk berjauhan sementara. Yang mau menggunakan momen lebaran untuk mendekati mantan, mohon ditahan. Yang sudah rindu sama mbak/mas pacar, mohon bersabar. Ditahan dulu sementara. Kalian pasti bisa. Kamu juga yang sabar, walaupun terpisah jarak dan waktu, aku tetap padamu. Buat yang jauh di hati dekat di mata, yang tabah yaa. Tetap berusaha, jarak itu bisa dipangkas dengan perhatian dan waktu yang kamu berikan.

Pokoknya aku berdoa, semoga kita semua dijauhkan dari virus dan didekatkan dengan yang paling serius.

Amin.